Komponen-Komponen Utama yang Terdapat dalam Modul

Penggunaan modul dalam pembelajaran sangat dapat diterapkan sebagai bahan ajar yang membantu guru untuk lebih mempermudah membimbing peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan menggunakan modul sebagai salah satu bahan ajar cetak tentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran sehingga penggunaan modul dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar modul dapat digabungkan dengan penggunaan bahan ajar ataupun media pembelajaran lain agar guru dapat lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran.

Modul-Modul Berbentuk Buku

Guru atau pengajar dapat menggunakan modul yang sudah jadi atau disediakan ataupun menyusun sendiri modul yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sehingga lebih tepat guna. Dalam penyusunan atau pembuatan modul tentu saja harus sesuai standar atau setidaknya garis-garis besar yang harus ada dalam modul sehingga modul tidak kehilangan esensi sebagai bahan ajar yang mampu mengarahkan proses belajar mengajar. Garis-garis besar yang harus dituangkan dalam modul tersebut harus sesuai dengan materi dan pembelajaran yang diperlukan.

Untuk menuangkan apa-apa saja yang harus disajikan dalam modul maka perlu ada komponen-komponen yang menyusun atau membangun modul menjadi suatu kesatuan struktur bahan ajar yang baik. Garis-garis besar yang diperlukan dalam modul juga disajikan dalam komponen-komponen penyusun modul. Sudjana (2007: 134) menyebutkan bahwa secara rinci unsur-unsur yang harus ada dalam modul antara lain adalah:

  1. Pedoman Guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, waktu penyelesaian atau penggunaan modul, alat-alat pelajaran, yang harus dipergunakan, hingga petunjuk untuk evaluasi.
  2. Lembaran Kegiatan Siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Susunan materi sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah siswa belajar. Dalam lembaran kegiatan tercantum kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
  3. Lembaran Kerja, menyertai lembaran kegiatan siswa yang dipakai untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang harus dipecahkan.
  4. Kunci Lembaran Kerja, berfungsi untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri hasil pekerjaan siswa. Bila terdapat kekeliruan dalam pekerjaannya, siswa dapat meninjau kembali pekerjaannya.
  5. Lembaran Tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan dalam modul.
  6. Kunci Lembaran Tes, merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh para siswa sendiri.

Modul dapat menjadi bahan ajar yang cukup fleksibel. Penggunaannya dapat didesain untuk membantu hampir pada sebagian besar materi pelajaran terutama untuk materi yang melibatkan siswa untuk aktif serta materi yang membutuhkan adanya praktikum. Komponen-komponen modul diatas harus ada dalam modul yang dipakai untuk pembelajaran, masing masing komponen harus menjelaskan secara terperinci serta sesuai dengan garis-garis besar modul.

Namun dalam penerapannya tentu modul harus digunakan secara bijak agar modul memiliki fungsi yang baik, meskipun dengan adanya modul siswa dapat mengetahui apa-apa saja yang harus dipelajari dan dilakukan, guru tetap harus secara aktif membimbing siswa dalam melaksanakan instruksi-instruksi yang terdapat dalam modul. Maka dari itu, modul hendaknya untuk sebuah materi pembelajaran terdiri dari 2 jenis peruntukan yaitu modul guru dan modul siswa dimana kedua modul harus selaras sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan guru juga mampu untuk tetap menjaga dan tidak meninggalkan peran mengajarnya.


Referensi:
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
The following two tabs change content below.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 + 2 =