Tahap-Tahap Sederhana dalam Menulis dan Menyusun Buku
Menjadi penulis dan memiliki buku karangan sendiri sepertinya mulai diminati banyak orang. Penulis saat ini sudah menjadi profesi sendiri yang memang telah terbukti banyak penulis yang telah menikmati kesuksesan dalam mendalami profesi sebagai seorang penulis. Menjadi seorang penulis memang memerlukan keterampilan dan kemampuan khusus terutama dalam hal bahasa dan komunikasi agar dapat menyampaikan pesan atau informasi dan materi pada pembaca yang dituangkan dalam bentuk buku. Mungkin memang semua orang memiliki materi yang bisa dijadikan buku, namun tidak semua orang dapat menuangkan menjadi buku, sangat diperlukan minat dan motivasi yang tinggi bahkan bakat agar dapat menjadi dan memiliki passion dalam bidang menulis.
Penulis yang telah mempublikasikan karyanya dalam buku mendapatkan perlindungan hak yaitu hak cipta. Dengan kepemilikan hak ini maka penulis memiliki wewenang yang mutlak atas apa yang akan dilakukan pada bukunya, ini menempatkan buku sebagai karya cipta layaknya karya cipta lain. Tentu saja ini membuat penulis dapat berlega karena karya cipta dalam bentuk bukunya dapat diapresiasi dengan baik, orang yang hendak menggunakan tidak bisa menggunakan buku secara sembarangan, apalagi terkait dengan kegiatan mengutip, menjiplak, menggandakan, hingga menjual secara tidak resmi. Segala kegiatan dan perlakuan terhadap sebuah buku harus sesuai dengan batasan-batasan dalam hak cipta, jika perlu untuk keperluan khusus harus atas seizin penulis.
Sepertinya menjadi penulis profesional telah menjadi sebuah profesi yang sangat menarik. Juga meskipun belum menjadi penulis banyak orang memiliki ketertarikan dalam bidang menulis, dari ketertarikan tersebut seseorang bisa terus menggeluti bidang menulis ini hingga mampu menjadi penulis profesional. Tentu saja menjadi penulis harus melewati banyak proses terutama bagi yang belum memiliki keterampilan atau latar belakang yang bukan penulis tentu untuk menjadi penulis bukanlah sesuatu yang mudah, banyak tahapan yang harus dilalui serta banyak pengalaman melalui percobaan atau eksperimen trial error agar mampu secara bertahap memiliki keterampilan atau kemampuan menjadi seorang penulis.
Pada dasarnya proses menulis memerlukan beberapa langkah dan tahapan mulai dari hanya berupa ide, proses penulisan, hingga menjadi sebuah buku yang dipublikasikan. Tentu waktu yang dibutuhkan tidaklah sebentar untuk melaliu tahapan-tahapan tersebut. Secara sederhana Suwarno (2011: 106) menyebutkan secara urut tahap-tahap dalam menyusun dan menulis buku dari penggalian ide dan gagasan hingga publikasi buku adalah sebagai berikut:
Melihat langsung suatu peristiwa atau objek seperti seorang wartawan atau reporter
Fungsi dari kegiatan ini adalah dengan melihat suatu objek atau peristiwa maka penulis akan memiliki wawasan dan pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan tersebut dapat memancing atau digunakan penulis untuk berpikir sehingga mampu memunculkan ide atau gagasan-gagasan yang hendak dituangkan dalam buku.
Mendiskusikan apa yang menarik dari yang dilihat serta menemukan informasi dan data dari referensi
Ide yang sudah didapat dari kegiatan observasi awal tadi dapat diperluas dengan melakukan diskusi dengan nara sumber ataupun juga dengan mencari referensi lain yang terkait dengan ide yang sudah didapat. Dengan melakukan langkah ini maka ide akan semakin luas dan dapat dijelaskan secara rinci serta juga dapat memunculkan ide-ide yang relevan lagi.
Menulis draft atau konsep atau kerangka tulisan
Draft atau konsep tulisan ini merupakan penjabaran dari diskusi atau pencarian referensi yang sudah didapat kemudian disusun agar memudahkan dalam penyusunan struktur buku nantinya. Pembuatan konsep ini juga sangat bermanfaat bagi penulis untuk menuangkan ide sesuai dengan alur atau struktur buku tersebut.
Menyampaikan kepada orang lain yang dipercaya mampu membimbing dan mengarahkan
Dengan adanya orang lain untuk berkonsultasi mengenai tulisan maka dapat menyempurnakan tulisan yang telah dibuat. Konsultan dapat memberitahu pada penulis letak kesalahan yang perlu diperbaiki dan bahkan mungkin bagian-bagian yang perlu ditambahkan sehingga buku nantinya tidak menimbulkan kebingungan bagi khalayak pembacanya.
Menulis dan menyusun ulang serta editing
Setelah ide telah tertuang dalam bentuk tulisan, penulis harus menyusun dan memeriksa ulang agar telah sesuai dengan struktur yang ditentukan. Kemudian dilakukan proses editing yaitu pemeriksaan tanda baca hingga perbaikan pada kalimat-kalimat yang mungkin dapat menimbulkan kebingungan terhadap pembacanya.
Publikasi buku
Tahap terakhir yaitu mendesain dan memberikan kelengkapan dari komponen buku lalu melakukan pencetakan dan produksi kemudian menyebar luaskan atau diterbitkan pada masyarakat umum. Publikasi atau penerbitan buku ini dapat dilakukan melalui penerbit atau juga secara mandiri.
Tahapan yang telah disebutkan tersebut harus dilalui secara berurutan, jika tidak meskipun telah menjadi buku maka hasilnya tidak bisa maksimal bahkan dapat membingungkan pembaca karena makna dan informasi yang kurang tepat. Misalnya saja melewatkan proses edit atau pemeriksaan, bisa saja terdapat kalimat yang dapat mengakibatkan salah tafsir sehingga mengakibatkan kebingungan pada pembaca. Jika terjadi demikian maka tentunya buku menjadi tidak layak untuk dikonsumsi atau dibaca, peluang untuk dipublikasikan pun juga sangat tidak mungkin apalagi untuk diperjual-belikan secara massal.
Menulis memang bukanlah kegiatan yang mudah, harus melalui proses belajar yang terus menerus agar mampu memiliki kemampuan menulis. Kemajuan teknologi saat ini sudah sangat canggih, banyak penulis yang memulai karirnya dengan memanfaatkan blog dan menuangkan berbagai ide gagasannya melalui media online. Tak sedikit pula blogger sebutan bagi yang aktif menulis melalui blog yang sudah mampu menuangkan isi blog ke dalam buku yang akhirnya dapat dipublikasikan secara umum, bahkan banyak yang terus meneruskan kegiatan tersebut dan telah menghasilkan banyak buku yang laris. Kesempatan ini yang bisa dimanfaatkan para calon penulis dimana banyak media-media yang bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan passion dalam bidang menulis, jika dilakukan dengan serius tentu sangat besar kemungkinan mampu menjadi penulis profesional nantinya.
Referensi:
Suwarno, Wiji. 2011. Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Artikel Terkait
Syaiful Imran
Latest posts by Syaiful Imran (see all)
- Posisi atau Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan - Kamis, 30 Maret 2023
- Isu Pendidikan Nasional Yang Perlu Direkonstruksi Dalam Rangka Otonomi Daerah - Senin, 03 Mei 2021
- Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Terhadap Kebijakan Strategis Pendidikan Nasional - Kamis, 15 April 2021
- Status Guru dan Dosen dalam Pendidikan Formal - Kamis, 18 Maret 2021
- Isu-Isu Strategis Terkait Masalah Pendidikan Yang Muncul di Indonesia - Jumat, 11 Desember 2020
Pernah membuat buku dalam bahasa Indonesia dengan gaya tulisan yang benar.
namun banyak mengatakan itu kurang baku karena mengandung bahasa gaul.
apakah dalam membuat buku tidak dibenarkan menggunakan bahasa gaul?
Tergantung buku apa yang ditulis. Jika buku yang disusun bersifat informatif dan formal semacam buku pelajaran, sains, literatur dan sejenisnya tentu saja harus menggunakan bahasa yang baku. Sebaliknya untuk buku dengan tema yang santai dan bebas seperti komik, buku cerita, novel, dan sejenisnya dapat menggunakan bahasa yang dapat disesuaikan dengan gaya penyampaian bahasa masing-masing penulis. Namun demikian sebelum buku dipublikasikan hendaknya dapat berkonsultasi dengan editor dan penerbit mengenai gaya bahasa yang digunakan.