3 Bentuk Konsekuensi (Perlakuan) untuk Merubah Perilaku Siswa
Kita ketahui bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku, dari yang tidak tahu menjadi tahu atau dari yang tidak bisa menjadi bisa karena ada usaha yang telah dilakukan. Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, belajar merupakan suatu hal yang esensial. untuk mewujudkan tujuan pendidikan maka dilaksanakan pembelajaran. Belajar dalam hal ini merupakan usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Belajar harus diusahakan dengan baik agar benar-benar mampu merubah perilaku siswa. Dalam proses perkembangan belajar siswa, guru dapat memberikan perlakukan-perlakuan tertentu dimana dapat mempengaruhi siswa. Perlakuan-perlakuan tersebut sebagai konsekuensi atas apa yang telah dilakukan oleh siswa dalam proses belajarnya.
Dengan perlakukan kan konsekuensi yang diberikan oleh guru tersebut, maka siswa dan guru dapat menyadari sejauh mana perkembangan belajar siswa tersebut. Hal ini bermanfaat untuk bagaimana kelanjutan proses belajar siswa tersebut apakah sudah cukup, kurang, dan lain-lain.
Collins (1992: 18-19) menyebutkan ada 3 bentuk konsekuensi utama yang dapat digunakan dalam mengubah perilaku siswa:
- Penghargaan atau Konsekuensi Positif. Jika anda menyaksikan perilaku yang anda sukai, berikanlah ganjaran. Dengan kata lain, sertailah perilaku itu dengan perhatian yang positif yaitu, sesuatu yang penting dan menyenangkan bagi siswa
- Hukuman atau Konsekuensi Negatif. Jika Anda menyaksikan perilaku yang tidak anda sukai, jatuhilah hukuman. Dengan kata lain, sertailah perilaku itu dengan perhatian yang negatif, yaitu, sesuatu yang tidak menyenangkan siswa atau menjauhkan dari sesuatu yang positif
- Pengabaian atau Tanpa Konsekuensi. Jika anda menyaksikan perilaku yang tidak anda sukai, abaikanlah. Memang sangat mungkin bahwa perhatian yang anda berikan itu menjadi alasan perilaku itu. Oleh karena itu jangan menyertai perilaku itu dengan perhatian yang negatif maupun positif
Pemberian konsekuensi positif atau penghargaan atau reward sangat bermanfaat untuk siswa agar terus memiliki motivasi dan mau terus belajar. Konsekuensi positif ini mampu memberikan dorongan mental yang baik dan kepercayaan diri karena siswa menganggap dirinya mampu melakukan dan mencapai sesuatu.
Konsekuensi negatif atau hukuman diberikan pada siswa untuk memberikan efek jera pada siswa karena telah melakukan sesuatu yang tidak baik. Pemberian konsekuensi negatif ini sangat perlu diperhatikan. Harus diberikan jika memang perilaku siswa memang sudah tidak dapat ditoleransi lagi dan juga harus disesuaikan dengan perilaku negatif yang dilakukan. Siswa yang masih dalam proses perkembangan belajar dapat menjadi sangat sensitif dengan pemberian hukuman atau konsekuensi yang negatif ini.
Dalam memberikan perlakuan atau konsekuensi pada siswa perlu diperhatikan kuantitas dari konsekuensi yang akan dialami oleh siswa, jangan terlalu berlebihan dalam pemberian konsekuensi, karena bisa jadi siswa malah memberikan sikap yang berkebalikan. Misalnya hukuman yang terlalu berat, siswa bisa menjadi tidak peduli lagi dan membenci proses belajar yang dilakukan. Juga sangat perlu memperhatikan tingkat intelektual pada peserta didik agar peserta didik dapat menerima konsekuensi dengan baik.
Referensi:
Collins, Mallary. 1992. Mengubah Perilaku Siswa: Pendekatan Positif. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Artikel Terkait
kopetzlicious
Latest posts by kopetzlicious (see all)
- 2 Hal Utama yang Dapat Dilakukan Orang Dewasa Sebagai Fasilitator Belajar Anak - Rabu, 16 Mei 2018
- Ciri-Ciri Anak yang dapat Belajar dengan Baik dan Bermakna - Kamis, 07 Desember 2017
- 3 Bentuk Konsekuensi (Perlakuan) untuk Merubah Perilaku Siswa - Senin, 20 November 2017
- Hubungan Antar Arsitektur Penyusun Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Perguruan Tinggi - Senin, 30 Oktober 2017
- Arsitektur Penyusun Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Perguruan Tinggi - Rabu, 25 Oktober 2017