Tingkatan / Level Soal Pada Alat Evaluasi
Evaluasi menjadi sebuah proses yang penting dalam pembelajaran dan sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran berhasil dilaksanakan. Bagaimana masing-masing peserta didik atau siswa menguasai materi dari proses belajar mengajar serta pencapaian kompetensi dapat diketahui dengan proses evaluasi pada akhir pembelajaran.
Agar evaluasi pembelajaran benar-benar dapat menilai pembelajaran dan siswa dengan baik dan hasil evaluasi memang mencerminkan bagaimana pembelajaran dilaksanakan maka evaluasi harus direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan acuan tertentu. Termasuk dalam penyusunan alat evaluasi.
Dalam menyusun alat evaluasi sangat perlu memperhatikan banyak hal terutama model atau bentuk apa yang sesuai digunakan untuk suatu proses belajar mengajar. Dalam model soal atau bentuk alat pembelajaran juga harus memperhatikan tingkatan atau level soal pada alat evaluasi.
Lucy Jacobs dan Clinton Chase dalam buku Sary (2015) membagi beberapa tingkatan soal dalam evaluasi:
Pengetahuan (Knowledge)
Mengingat materi-materi yang telah diajarkan pada waktu yang lalu. Pada level ini siswa diminta hanya mengingat fakta-fakta yang telah diajarkan pada waktu yang telah lalu.
Pemahaman (Comprehension)
Memahami materi yang telah disampaikan pada pembelajaran. Dalam level ini siswa diminta untuk menjelaskan, menginterpretasikan, menerjemahkan ke dalam bentuk-bentuk penjelasan siswa.
Penerapan (Application)
Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari ke dalam situasi yang lain. Penerapan ini berhubungan dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Analisis (Analysis)
Siswa dimiinta mampu menguraikan materi-materi pelajaran dengan hubungannya dengan pemahaman siswa.
Sintesis (Synthesis)
Siswa diminta untuk menghubungkan bagian-bagian dari berbagai konsep menjadi gambaran yang utuh.
Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk mempertimbangkan nilai mata pelajaran dari sudut pandang dengan mempertimbangkan tujuan khusus dalam kehidupan
Tingkatan atau level soal pada alat evaluasi ini sangat berperan dalam menentukan soal yang akan dibuat dari materi yang telah diterima oleh siswa. Tidak semua materi dapat disajikan dengan tingkatan yang paling tinggi.
Tingkatan level soal pada alat evaluasi tidak menentukan bentuk soal yang akan dibuat. Misalnya level analisis hingga evaluasi tidak harus disajikan dalam bentuk uraian, namun bisa juga dalam bentuk pilihan ganda atau tes lisan.
Aspek peserta didik terutama tingkat kecerdasan siswa sangat menentukan dalam pembuatan soal evaluasi. Hubungannya dengan level soal pada alat evaluasi utamanya adalah porsi pemberiannya. Siswa Sekolah Dasar (SD) biasanya akan diberikan porsi soal dengan tingkatan analisis, sintesis, dan evaluasi dengan porsi yang lebih rendah. Sedangkan siswa sekolah menengah biasanya akan lebih banyak diberikan soal dengan tingkatan yang lebih tinggi yang lebih mampu mengembangkan kecerdasan mereka.
Juga tingkatan atau level soal pada alat evaluasi ini tidak selaras dengan tingkat kesulitan soal. Soal dengan tingkat sintesis tidak berarti lebih sulit dengan soal pemahaman. Serta dalam sebuah soal siswa bisa dituntut untuk menggunakan semua level. Dengan kata lain level atau tingkatan diatas merupakan urutan berpikir. Dalam tingkat analis misalnya, sebelum siswa dapat melakukan analisis maka siswa harus mengetahui, memahami, dan menerapkan terlebih dahulu baru dapat melakukan analisis.
Referensi:
Sary, Yessy Nur Endah. 2015. Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish
Artikel Terkait
Syaiful Imran
Latest posts by Syaiful Imran (see all)
- Posisi atau Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan - Kamis, 30 Maret 2023
- Isu Pendidikan Nasional Yang Perlu Direkonstruksi Dalam Rangka Otonomi Daerah - Senin, 03 Mei 2021
- Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Terhadap Kebijakan Strategis Pendidikan Nasional - Kamis, 15 April 2021
- Status Guru dan Dosen dalam Pendidikan Formal - Kamis, 18 Maret 2021
- Isu-Isu Strategis Terkait Masalah Pendidikan Yang Muncul di Indonesia - Jumat, 11 Desember 2020